Bienvenida...


بسم الله توكلت على الله... ﻻحل وﻻقوة اﻻ بالله...

Rabu, 01 Juni 2011

Dunia Kotak Kaca Part 7 (End)

Hari ini SMA Pusaka rame minta ampun. Pertandingan final basket yang di tunggu udah di depan mata. Tapi penanggung jawab dan kapten tim basket mereka bahkan belum tercium baunya sedikitpun!
Barulah ketika mobil ketua OSIS mereka melenggok masuk parkiran, para anak buah baru mulai cuap2. Tapi belum 5 langkah berjalan, mereka syok abis ngeliat ketua mereka tersenyum ceria dan membukakan pintu untuk... Dinda!!
". Hey guys, pertandingannya masih 1 jam lagi loh. Santai dong." Tora berucap ceria sambil menggandeng tangan Dinda. Teman-temannya cuma memandang mereka kaget.
". Eh Adam tuh.. Tapi kok bonceng cewe sih?." Anggota tim basket yg ada disana menunjuk pintu gerbang. Tepatnya pada motor sport yg baru masuk yg langsung menyedot perhatian Tora, Dinda dan lainnya.
Adam melepas helmnya lalu membuka helm gadis misterius disampingnya yang ternyata...Aluna!!
". Ya ampun.. Gue ga yakin nih Al. Gimana dong?." Adam membantu Aluna turun dan memainkan jemarinya. Aluna tertawa lembut.
". Aku yakin kok kamu bisa. Semangat!!." Aluna menarik tangan Adam ke angkasa. Mereka berdua tertawa mesra.
Belum abis kagetnya karena Tora nyupirin Dinda, kini semua tambah syok melihat keakraban Adam-Aluna yang aneh di mata mereka. Aneh orang sevocal Adam bisa dapet cewe sediem Aluna. Aneh karena yg tadi ngomong terdengar bukan Adam banget!
Tora tersenyum ikhlas karena gadis yang dulu dipujanya jatuh ke pelukan orang baik.
". Oh guys.. Itukan Titan.. Artis keren itu.. Ya ampun..." Pekikan cempreng itu memaksa semua orang menengok pada mobil Mercy yang baru masuk. Khususnya pada lelaki yang melongok keluar jendela.
Lelaki itu turun diiringi pekikan histeris gadis-gadis. Lalu menghampiri Tora-Dinda dan Adam-Aluna yang baru saja bergabung.
". Permisi, boleh nanya sebentar gak?." Titan melempar senyum santun. Dinda dan Aluna mengangguk pelan dan takjub.
". Aku mau tanya, disini ada yang tahu..."
". ALUNA...!!." Pekikan ceria itu menghentikan apapun yang akan Titan katakan.
Tiba-tiba saja seseorang nyeruduk masuk antara Titan dan Adam.
". Ya ampun Aluna.. Lo kok bisa sih ama... Dia?." Nadhira si penginterupsi menunjuk Adam dengan pandangan 'amit-amit'.
". Nadhira?." Titan memanggil memastikan. Dan ketika gadis itu menoleh, Titan tersenyum lebar dan spontan memcubit pipi si ceriwis.
". Gosh.. Nadhira, ternyata beneran elo. Gue kira gak bakalan ketemu lagi." Titan memeluk Nadhira kangen, seneng, sayang...
". Titan..?." Nadhira kaget campur seneng. Kaget karena dipeluk artis. Lagi. Dan senang karena keinginan kecilnya untuk bisa bertemu lagi dengan artis pujaan. Senang dirinya bisa bikin gondok pluz iri puluhan cewek di sekolah.
". Tadi pagi gue ke rumah lo. Tapi kata Mama lo, lo udah berangkat. Tapi nyampenya kok bisa duluan gue sih?." Titan bertanya tanpa mikir dampaknya bagi orang lain yg langsung penasaran dengan hubungan 2 insan yang menurut mereka bener-bener gak serasi!!!
". Oh anu... Aku tadi ke rumah Aluna.. Tapi..." Nadhira melirik Aluna dan Adam tajam secara bergantian.
". Tapi kata Mamanya Aluna udah berangkat pagi banget. Dan semalam dia baru aja dianterin cowo, pake motor sport, tengah malem.."
". Gak tengah malem kok. Cuma jam 10." Adam dan Aluna menjawab kompak. Mereka lalu menunduk malu. Adam lalu menunjuk Tora.
". Nah elo sendiri kok bisa gandeng Dinda sih Tor?." Tora dan Dinda reflek melepaskan tangan mereka yang dari tadi tertaut erat.
". Katanya gak suka.." Adam meledek.
". Ya.. Umz.. Kadang yang kita lihat berbanding terbalik dengan kenyataan." Tora menjawab bijak sambil tersenyum polos.
". Eh Al, sohib lo kok bisa menangin artis sih?." Dinda bertanya sambil menunjuk Nadhira. Aluna mengangkat bahu.
". Entahlah. Aku juga baru mau tanya." Aluna menatap Nadhira ingin tahu. Nadhira berkedip kagok.
". Waktu itu dia nolongin aku. Dia cerewet banget." Titan menjawab sambil merangkul Nadhira. Bikin cewek ini grogi aja.
". Eh, kita masuk yuk! Nanti gak kebagian tempat duduk." Nadhira menarik tangan Titan masuk ke hall.
Adam menatap Aluna heran yang dibalas gelengan tidak tahu. Dia lalu mencubit hidung Aluna dan menggandeng gadis itu masuk dengan sangat romantis.
Tora dan Dinda saling melempar pandang sebelum akhirnya tertawa bersama dan masuk dengan tangan di pinggang pasangannya.
Ketiga remaja itu masuk dengan atmosfir ceria yang tak pernah mereka sangka. Meninggalkan puluhan pasang mata yang memandang mereka iri dan tak percaya bisa mendapati pasangan aneh itu.
Memang hidup tak pernah seperti dunia dalam kotak kaca. Yang terlihat diluar maka itulah yang asli ada di dalam. Sedangkan manusia punya hati yang tak mudah diketahui. Dan kita akan kaget, terpesona bahkan senang, jika hati itu terbuka dari orang yang kita sayang.
Karna ketulusan sebenarnya, teruji ketika mulai bisa mengelupas hati masing-masing.

*   *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nyok komen2...!!! ^_^